Duh susahnya menuangkan “mahluk dalam kepala” di atas permadani kertas?! Keluhan seperti ini ramai diobrolkan dikalangankan kandidat penulis.
Ada banyak lagi jenis keluhan yang sesungguhnya jika dituliskan bisa jadi sebuah tulisan yang menarik! Hal-hal seperti inilah yang tidak disadari banyak kandidat penulis bahwa “rengekanpun” bisa menjadi sebuah karya tulis jika saja pelaku/perengeknya tidak terlalu sibuk dengan menyemburkan keluhan. Asal dia mau menuliskan rengekannya pastilah lahir sebuah karya yang dapat menyumbangkan nilai/sesuatu.
Menulis oleh beberapa praktisi yang sudah menyandang gelar Kaliber ini dan kaliber itu, selalu menekankan bahwa menulis itu adalah jenis keahlian Anak SD. Lainnya lagi mengatakan bahwa menulis ini ibarat keahlian anak bayi yang belajar jalan atau berbicara. Asal mau jalan atau ber-A,I<U<E<O” lama kelamaan kefasihan berbicara mewujud dalam prilaku komunikasinya.
Menulis itu sesungguhnya tidak sesulit yang dipikirkan ! Menulis adalah pekerjaan mengemas semua yang beraduk dalam benak kita dan menyusunnya menjadi semacam gugusan-gugusan makna tertata berdasarkan kesepakatan berbahasa yang dimiliki oleh penulis dan calon pembacanya. Wilayah kesulitan dalam menulis sesungguhnya berada pada ruang mental, hambatan psikologis. Bisa memerangi atau setidaknya menggembosi problem psikologis, jamin punya menulis lancar habis.
Pernah lihat para seniman bekerja? Demikian halnya seorang penulis dapat menuliskan gagasan-gagasannya dengan menggunakan spirit seorang seniman. Menghadirkan aneka gagasan dengan “ukiran-ukiran” yang berdaya magis. Sebuah tulisan dapat dibentuk untuk “menyihir” benak seseorang, mengajak hati pembaca berdansa dengan “irama kata dan makna” yang berjejalin dan mendentumkan gerbang hati pembaca, sehingga mereka merasakan bahwa tulisan tersebut membuat mereka “meledakkan kata WOW”
Sebuah tulisan selalu memiliki potensi mempengaruhi apa dan siapa saja yang sempat membacanya. Tuisan dapat merontokkan pandangan atau anutan si pembaca, sebuah tulisan dapat mengikat “kesetiaan” pada arahan sang penulis tentu dengan tulisannya.
Jangan tanyakan seberapa besar manfaat menulis ! Alami saja, Anda akan “Tergetar” setelah mencobanya. Sekali menulis Candu menulis akan mengikat dan memikat hati Anda untuk kecanduan menuliskan apa saja secara merdeka, ya seperti yang saya contohkan dengan sekeping tulisan yangtakaran “bius”nya akan mempengaruhi syaraf semangat Anda untuk bergegas ikut berbaris sebagai pasukan “Penulis”, pasukan langka dan “bergaya”.
“JANGAN BERGAYA JIKA BELUM MENULIS” ini merupakan sindiran yang masih pantas untuk diiklankan kepada para kandidat penulis !
Selamat Menulis
(blp)