Fenomen berburu Perguruan Tinggi Negeri sebagai simbol “Kelas pembelajar bermutu” masih merupakan fenomena yang akan selalu menarik untuk dicermati. Bagi perguruan Tinggi yang telah memiliki reputasi tersendiri akan selalu menangguk keuntungan tersendiri dengan strategi “himpun calon mahasiswa terbaik”, sehingga sering kali banyak yang mempertanyakan apakah perguruan Tinggi tersebut yang membuat mereka cerdas ataukah mahasiswa-mahasiswanya yang dari sononya pintar. Tentu ke duanya memiliki konstribusi yang sama. Sebab setiap proses belajar mengajar selalu menuntut imbang mutu anatara lembaga penyelenggara pendidikan maupun mahasiswanya.Bagaimana dengan calon mahasiswa yang tidak tersaring dalam proses pendidikan di Perguruan Tinggi bereputasi Nasional? Pada kebanyakan kasus calon-calon mahasiswa yang tidak tersaring akan terdistribusi atau menyebar ke berbagai perguruan tinggi swasta. Sayangnya fenomena ribuan calon mahasiswa yang titak lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri tersebut dipandang dengan dingin dan sebelah mata. Masyarakat pada kebanyakan kasus meremehkan para calon mahasiswa yang menginvestasikan waktunya di perguruan tinggi selain negeri. Pandangan bahwa jika bukan kuliah di Perguruan Tinggi Negeri maka masa depan mereka suram adalam pandangan yang tidak tepat dan perlu di hapus dalam kamus berpikir masyarakat Indonesia. Begitu juga pandangan jika bukan Negeri maka kualitas Mahasiswa atau lulusan perguruan Tinggi di ragukan, harus terus diperangi sekaligus dibuktikan oleh lulusan Perguruan Tinggi Swasta.
Di era digital learning, rasa-rasanya akan banyak pembuktian bahwa lulusan dari semua perguruan tinggi akan menunjukkan spirit kompetisi yang ketat. Batas-batas perdebatan lulusan dan negeri akan tercerabut. Bahkan oleh beberapa pakar menyebut bahwa bersekolah atau berkuliah di perguruan tinggi bernama “WWW” akan memberikan ruang dan peluang, peningkatan “otak super” bagi siapa saja yang melakukan proses electronic learning. Digitalisasi pembelajaran memungkinkan siapa saja, khususnya mahasiswa dimanapun, tidak peduli Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta” memiliki peluang yang sama menikmati proses pembelajaran yang “hebat ini”. Dampaknya pertarungan atau kompetisi edukasinya akan bergantung pada kemandirian dan kecerdasan mahasiswanya dalam berkemauan berguru pada perguruan tinggi bernama “WWW” (BL P)